
Mengapa Banyak Sarjana Menganggur?

Bacajuga; 5 strategi mahasiswa menghindari pengagguran setelah wisuda
Fenomena pengangguran sarjana bukan hal baru di Indonesia. Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terdidik masih tinggi setiap tahunnya. Ada beberapa faktor penyebab, di antaranya:
- Kurang Persiapan Sejak Kuliah – Banyak mahasiswa fokus hanya pada nilai akademik tanpa memperhatikan skill praktis yang dibutuhkan di dunia kerja.
- Persaingan yang Ketat – Setiap tahun ribuan sarjana baru lulus, sehingga jumlah lowongan kerja tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja.
- Kurangnya Networking – Sebagian besar fresh graduate hanya mengandalkan iklan lowongan, padahal banyak pekerjaan diperoleh dari jaringan pertemanan dan profesional.
- Mindset yang Terlalu Bergantung pada Ijazah – Banyak mahasiswa beranggapan bahwa gelar saja sudah cukup, padahal perusahaan lebih mencari kompetensi.
- Untuk itu, mahasiswa perlu menyiapkan strategi sejak dini agar tidak masuk ke dalam statistik pengangguran setelah wisuda.
- Kembangkan Skill yang Relevan dengan Dunia Kerja
Skill praktis menjadi kunci utama untuk bersaing. Dunia kerja saat ini lebih menghargai kompetensi dibanding hanya gelar. Beberapa skill yang bisa dikembangkan mahasiswa sejak dini antara lain:
- Digital Marketing: SEO, iklan Google/Meta Ads, content marketing.
- Teknologi: coding, data analysis, UI/UX design.
- Bahasa Asing: Inggris, Mandarin, Jepang, atau Arab.
- Soft Skill: komunikasi, public speaking, teamwork, problem solving.
- Cara mengembangkan skill ini bisa dilakukan lewat kursus online gratis (Coursera, Google Skillshop, LinkedIn Learning) maupun berbayar.
- Bangun Portofolio Sejak Kuliah
Portofolio adalah bukti nyata kemampuan. Bahkan lebih penting daripada IPK tinggi sekalipun. Mahasiswa bisa membangun portofolio dengan cara:
- Menulis artikel di blog pribadi atau media online.
- Membuat desain grafis atau video lalu mengunggahnya di Behance, Dribbble, atau YouTube.
- Mengelola proyek kecil, seperti toko online atau kegiatan sosial, lalu mendokumentasikan proses dan hasilnya.
- Portofolio yang rapi akan membuat HRD lebih percaya pada kemampuan Anda dibanding hanya membaca CV.
- Ikut Magang dan Freelance
- Magang dan freelance adalah jalan cepat untuk menambah pengalaman sebelum lulus.
- Magang memberi kesempatan mahasiswa untuk merasakan dunia kerja sebenarnya, memahami budaya perusahaan, dan memperluas networking.
- Freelance melatih tanggung jawab terhadap klien, deadline, serta kemampuan mengelola waktu.
- Bahkan banyak mahasiswa yang berhasil direkrut menjadi pegawai tetap setelah magang karena kinerjanya dianggap bagus.
- Aktif Bangun Networking
Networking adalah aset yang sangat berharga. Sering kali lowongan pekerjaan tidak dipublikasikan secara terbuka, melainkan dibagikan lewat jaringan internal. Cara membangun networking antara lain:
- Aktif di organisasi kampus.
- Mengikuti seminar, job fair, dan workshop.
- Terlibat dalam komunitas profesional.
- Aktif menggunakan LinkedIn untuk personal branding.
- Menjalin hubungan baik dengan alumni dan dosen.
- Semakin luas networking Anda, semakin besar peluang Anda mendapatkan informasi dan kesempatan kerja.
- Siapkan Mental Entrepreneur
Tidak semua mahasiswa harus menjadi karyawan. Dengan mindset entrepreneur, mahasiswa bisa menciptakan peluang kerja sendiri bahkan membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Beberapa peluang bisnis yang bisa dimulai mahasiswa:
- Bisnis online: berjualan di Shopee, Tokopedia, atau TikTok Shop.
- Jasa freelance: desain grafis, penulisan, digital marketing.
- Startup: membangun aplikasi atau platform berbasis teknologi.
- Kelas privat online: bahasa asing, skill komputer, atau bidang yang dikuasai.
- Dengan memulai sejak kuliah, mahasiswa bisa belajar menghadapi risiko, membangun sistem, dan melatih mental wirausaha.
Tips Tambahan Agar Tidak Menganggur Setelah Lulus
- Buat CV yang menarik dan ATS-friendly agar lolos screening HRD.
- Bangun personal branding di media sosial, khususnya LinkedIn.
- Jangan pilih-pilih pekerjaan pertama, karena pengalaman awal sangat penting.
- Tetap update informasi tren industri agar selalu relevan.
- Miliki mindset pembelajar seumur hidup (lifelong learner).
Kesimpulan
Menghindari pengangguran setelah wisuda bukan hal yang mustahil. Kuncinya adalah persiapan sejak dini. Dengan menguasai skill relevan, membangun portofolio, magang, memperluas networking, dan menyiapkan mental entrepreneur, mahasiswa bisa lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja.
Jangan tunggu sampai wisuda baru mulai memikirkan karir. Mulailah sekarang, dan buktikan bahwa Anda termasuk lulusan yang siap kerja dan siap sukses.